Sejarah Peradaban Islam telah menyebar
ke berbagai wilayah yaitu Semenanjung Arabia, Suriah, Irak, Persia,
Pakistan, Palestina, Afrika Utara, Turkimenia, Uzbekistan dan
pulau-pulau yang berada di laut tengah yang telah dimasuki oleh ajaran
islam.
Sejarah Peradaban Islam pada Masa Dinasti Bani Umayyah dan Dinasti Abbasiyah
- Dinasti Bani Umayyah
Pada masa dinasti Bani Umayyah, Sejarah
Peradaban Islam dan ilmu pengetahuan telah berkembang lebih maju
dibandingkan dengan pada masa sebelumnya atau pada masa Khulafaur Rasyidin.
Bani Umayyah yang artinya keturunan
Umayyah bin Abdi Syams bin Manaf. Bani Umayyah mempunyai hubungan
keluarga dengan Nabi Muhammad SAW karena sama-sama keturunan Manaf.
Pendirinya adalah Mu’awiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdi
Syams bin Manaf. Mu’awiyah mengambil ahli kekuasaan Ali bin Abi Thalib
(khalifah terakhir khulafaur rasyidin). Pengambilan kekuasaan
oleh Mu’awiyah tidak melalui musyawarah atas dasar demokrasi tetapi
dengan siasat dan tipu daya yang licik.
Tatkala Mu’awiyah bin Abu Sufyan
mengambil alih kekuasaan dari tangan Ali bin Abi Thalib, Islam telah
tersiar sampai Mesir, Suriah, Irak hingga wilayah Afganistan. Pada masa
pemerintahan Dinasti Umayyah, agama Islam telah tersiar lebih luas
dikarenakan seiring dengan adanya ekspansi wilayah kekuasaan oleh para
khalifah. Beliau mengutus Muhallab bin Abu Sufrah ke India, mengirim
balatentara yang dibantu oleh orang-orang Barbar, menugaskan para
prajurit angkatan laut untuk menyerang Konstantinopel (ibukota
Bizantium) dan ke wilayah timur.
Kemudian dilanjutkan oleh para khalifah
Dinasti Bani Umayyah berikunya yaitu Abdul Malik bin Marwan mengirim
balatentaranya di bawah pimpinan panglima perangnya bernama Yusuf
As-Saqafi menyeberangi Sungai Oxus dan dapat menundukkan Bukhara,
Khawarizma, Fergan dan Samarkand, bahkan balatentaranya sampai juga ke
India dan dapat menguasai Bulukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai
Malta. Ekspansi ke wilayah barat, sekaligus penyerbaluasan agama islam
yang sempat terhenti, kemudian dilanjutkan pada masa pemerintahan Walid
bin Abdul Malik. Beliau menugaskan panglima perangnya Musa bin Nusair
dan balatentaranya untuk mengadakan ekspansi ke Afrika Utara. Setelah
Afrika Utara dapat dikuasainya, kemudian Musa bin Nusair diangkat
menjadi gubernur disana.
Dalam Sejarah Peradaban Islam,
Keberhasilan dinasti Bani Umayyah ke Timur maupun ke Barat telah
menjadikan dinasti Bani Umayyah memiliki wilayah yang sangat luas.
Daerah-daerah kekuasaan tersebut meliputi Spanyol (Andalusia), Afrika
Utara, Syiria, Palestina, Irak, Jazirah Arabia, Uzbekistan dan Kirgistan
di Asia Tengah. Selain itu, dinasti Bani Umayyah juga menguasai
pulau-pulau yang berada di laut tengah seperti Majorca, Corsica,
Sardinia, Greta, Rhodes, Cyprus dan sebagian dari Sicilia.
Ilmu pengetahuan yang mengalami perkembangan Sejarah Peradaban Islam pada masa dinasti Bani Umayyah adalah ilmu qiraat, ilmu tafsir, ilmu hadist, ilmu tarikh,
ilmu tata bahasa dan sastra arab, ilmu kesenian, ilmu kedokteran, ilmu
matematika, ilmu kimia, dan ilmu perbintangan. Pada saat itu sudah
dirintis usaha-usaha pembukuan ilmu-ilmu pengetahuan dan penyalinan
serta penerjamahan dari bahasa asing ke bahasa arab.
- Dinasti Abbasiyah
Pada masa dinasti Abbasiyah, Sejarah
Peradaban Islam dan ilmu pengetahuan telah berkembang lebih maju
dibandingkan dengan pada masa sebelumnya atau pada masa Khulafaur Rasyidin.
Dinasti Abbasiyah merupakan kelanjutan
dari Dinasti Bani Umayyah yang berakhir setelah Marwan II (khalifah
terakhir Bani Umayyah). Dinasti ini dinamakan dinasti Abbasiyah karena
para pendiri dan para khalifahnya merupakan keturunan dari Abbas bin
Abdul Muthalib, paman dari Nabi Muhammad SAW. Pendiri sekaligus khalifah
pertama dinasti Abbasiyah ini bernama Abu Abbas As-Saffah. Pada masa
Dinasti Abbasiyah ini, wilayah pemerintahan islam meliputi wilayah yang
telah diperintah oleh Dinasti Umayyah seperti Hijaz, Yaman, Oman,
Kuwait, Irak, Iran (Persia), Yordania, Palestina, Libanon, Mesir,
Tunisia, Aljazair, Maroko, Spanyol dan Afganistan. Perluasan wilayah
kekuasaan dan penyebaran islam pada masa dinasti Abbasiyah ini semakin
berkembang sehingga meliputi wilayah Turki, Armenia, sekitar Laut
Kaspia, Asia Tengah dan wilayah perbatasan Cina sebelah barat. Di antara
khalifah termasyhur dari dinasti Abbasiyah adalah Harun Ar-Rasyid dan
putranya Al-Ma’mun. Dinasti Abbasiyah berakhir setelah kota Bagdad
diserang, dikuasai dan dihancurkan oleh tentara Mongol di bawah pimpinan
Hulagu Khan.
Dalam Sejarah Peradaban Islam, Dinasti
Abbasiyah lebih menekankan pada pembinaan ilmu pengetahuan daripada
perluasan wilayah kekuasaan yang sebagaimana dilakukan oleh Dinasti Bani
Umayyah. Sehubungan dengan itu, ilmu pengetahuan tentang islam
mengalami perkembangan yang pesat bila dibandingkan dengan perkembangan
pada masa dinasti Umayyah. Adapun ilmu pengetahuan tentang Sejarah
Peradaban Islam yang berkembang pada masa dinasti Abbasiyah adalah ilmu
tafsir, ilmu hadist, ilmu kalam, ilmu tasawuf dan ilmu fikih. Dalam
bidang ilmu pengetahuan umum, telah bermunculan para cendikiawan muslim
yang mendalami berbagai bidang ilmu seperti filsafat, kedokteran,
farmasi, kimia, astronomi, matematika, sejarah dan geografi. Diantara
para cendikiawan tersebut banyak pula yang menyusun buku sesuai dengan
keahliannya, antara lain kedokteran dan ilmu pasti.